You can edit almost every page by Creating an account. Otherwise, see the FAQ.

Bima Prana Chitra

Dari EverybodyWiki Bios & Wiki
Lompat ke:navigasi, cari

Bima Prana Chitra
(Dr. Bima Prana Chitra, S.S., M.Hum. pada tahun 2024)

Born 8 Maret 1985 (umur 39)
🏳️ Nationality Indonesia
🏫 Education Doktor/Dr. (S3)
🎓 Alma mater Universitas Sumatera Utara
STBA Harapan Medan
💼 Occupation
🏢 Organisation Sastra Kidung Semilir (2017—2021), Dewan Kesenian Sumatera Utara (2019—2022), HISKI Komisariat Sumatera Utara (2019—sekarang), DeliArt Community (2023—sekarang), Omong-Omong Sastra Sumatera Utara (2023—sekarang)
❤️ Spouse(s) dr. Yunita Wulandari (2013—2023)
👶 Children Sulthan Muhammad Pranatama
👴 👵 Parent · Liliek Pranachitra (alm. 2020)
· Radenroro Nurhidayati


Dr. Bima Prana Chitra, S.S., M.Hum. dikenal sebagai tokoh akademisi, kritikus, sastrawan, budayawan, musisi, pencipta lagu, pengulas jurnal internasional dan aktivis kesenian asal Medan, Sumatra Utara. Mulai tanggal 2 November 2019 hingga 2 November 2022, Bima menjabat sebagai Sekretaris I Badan Pengurus Harian (BPH) Dewan Kesenian Sumatra Utara (DKSU), yakni organisasi resmi non struktural perpanjangan tangan Gubernur Sumatra Utara di bidang kesenian, sastra, budaya dan pariwisata. Pada tanggal 4 Februari 2022, Bima diangkat sebagai pengurus Departemen Publikasi dan Informasi pada Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Sumatera Utara, serta efektif menjabat sebagai Bendahara 2 sejak tanggal 5 Januari 2024.

Latar Belakang[sunting]

Bima Prana Chitra adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai musisi dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Bima merupakan cucu dari almarhum Idris Pranachitra Gagarmayang, yang lebih dikenal sebagai seorang seniman, sastrawan, wartawan, aktivis sekaligus mantan pimpinan redaksi Majalah Tjaraka.

Bima terjun ke dunia seni sejak masih berada di bangku SMP. Ia mengawali kariernya sebagai penyanyi di berbagai resepsi pernikahan bersama grup musik ayahnya, Liliek Pranachitra,yang dikenal masyarakat sebagai musisi senior pelopor permainan musik kibor tunggal di Sumatra Utara, sekaligus peraih Rekor MURI tahun 1994 untuk kategori bermain kibor selama 24 jam nonstop dan Rekor Medan Club selama 50 jam nonstop.

Sejak tahun 1998, Bima diketahui banyak menulis puisi dan menciptakan lagu-lagu beraliran pop dengan pengaruh gaya bermusik The Beatles; terutama John Lennon.

Semasa kuliah, Bima konsisten mendalami ilmu sastra dan linguistik. Pada usia 33 tahun, Bima berhasil menyelesaikan studi doktornya di Universitas Sumatera Utara melalui karya disertasi berjudul "Puisi-Puisi Liris Karya Tengku Amir Hamzah dalam Perspektif Kajian Budaya.

Pada tanggal 17 Mei 2013, Bima menikah dengan dr. Yunita Wulandari dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Sulthan Muhammad Pranatama. Namun demikian, keduanya resmi bercerai secara hukum sejak tanggal 12 September 2023 lalu.

Saat ini, Bima rutin menjalani profesinya sebagai seorang dosen sekaligus Ketua Program Studi Sastra Inggris di Fakultas Bahasa dan Komunikasi (FBK), Universitas Harapan Medan sekaligus dosen tamu di Fakultas Teknik dan Komputer (FTK), Universitas Harapan Medan dan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Sumatera Utara. Dalam beberapa kesempatan, Bima juga memenuhi undangan sebagai kritikus dan pembicara sistem pakar di forum-forum diskusi bidang sastra, bahasa, budaya, filsafat dan pendidikan.

Pendidikan[sunting]

Bima mulai mendalami Sastra Inggris sejak tahun 2003, yakni ketika masih menempuh studi sarjana di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Harapan Medan. Pada tahun 2008, ia melanjutkan studi Magister di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU Medan) dan dinyatakan lulus dalam waktu 1 tahun 8 bulan dengan tesis yang berjudul "Representasi Byronic Hero dalam Novel Mary Shelley Frankenstein.

Selama berkuliah di USU, Bima banyak mendapatkan pengetahuan tentang Teori Kritis Mazhab Frankfurt, Habitus, Dekonstruksi, Orientalisme, Oksidentalisme dan lain-lain dari dosen pembimbingnya, Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. Pada tahun 2011, Bima menerima beasiswa penuh (full scholarship) dari Yayasan Citramas Batam, dibawah santunan Kris Taenar Wiluan dan melanjutkan studi ke jenjang doktor di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara selama 7 tahun.

Karya[sunting]

Bima menghasilkan setidaknya 250 karya berupa puisi, esai, cerpen dan lain-lain yang sebagian di antaranya terbit dalam buku-buku antologi sastra nasional. Karya-karya Bima didominasi oleh aliran sastra romantik dan gothic. Banyak di antaranya karya tersebut diperkaya oleh elemen-elemen satir yang bernada estetis dan introspektif. Selain itu, Bima cenderung menghasilkan puisi-puisi berbentuk kuplet, terzina dan kuatrain dengan pola rima dinamis.

Mulai tahun 2017, Bima diketahui aktif menerbitkan sejumlah puisi dan kritik bersama para penyair terkenal tanah air seperti Sosiawan Leak, Remy Sylado, Maman S. Mahayana, Kurnia Effendi, Esha Tegar Putra, Eko Tunas dan Dedy Tri Riyadi yang tergabung dalam Gerakan Antiskandal Sastra (GAS) berluaran buku Skandal Sastra Undercover: 55 Penyair dan Skandal Sastra Undercover: Esai, serta sempat berafiliasi dengan kelompok penyair Sastra Kidung Semilir (SKS) asal Kota Bandung, Jawa Barat dalam penulisan Antologi Puisi Kidung Sastra Nusantara (2017), Sastra Kidung Semilir: Perempuan di Langit Aksara (2017), Sastra Kidung Semilir dalam Satu Abad Karanganyar (2017), Sastra Kidung Semilir dalam Wajah Indonesia (2018). Akhir-akhir ini, Dr. Bima berperan aktif sebagai kontributor bidang filsafat dan kebudayaan kontemporer bersama para budayawan Kota Medan seperti Dini Sriati Usman dan HMMCJ Wirtjes XVI di DeliArt Community. Selain itu, ia dikenal pula sebagai salah satu tokoh budayawan yang kerap mendampingi pelaksanaan berbagai kegiatan Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara (Disbudparekrafsu).

Daftar Buku[sunting]

  1. Chitra, Bima Prana; dkk. (2017). Antologi Puisi Kidung Sastra Nusantara. Garut: Langen Sari. ISBN 978-6-02-734918-6
  2. Chitra, Bima Prana; dkk. (2017). Sastra Kidung Semilir: Perempuan di Langit Aksara. Garut: Langen Sari. ISBN 978-6-02-734919-3
  3. Chitra, Bima Prana; dkk. (2017). Sastra Kidung Semilir dalam Satu Abad Karanganyar. Garut: Langen Sari. ISBN 978-6-02-619788-7
  4. Chitra, Bima Prana; dkk. (2017). Sastra Kidung Semilir dalam Wajah Indonesia. Sleman: Elmatera. ISBN 978-6-02-571411-5
  5. Yosi Herfanda, Ahmadun (Editor). (2018). Skandal Sastra Undercover: 55 Penyair. Yogyakarta: Buana Grafika. ISBN 978-6-02-523891-8
  6. Sylado, Remy; dkk. (2017). Skandal Sastra Undercover. Yogyakarta: Kalam. ISBN 978-602-50506-1-9
  7. Lubis, Koko Hendri; dkk. (2021). Dagang dan Meudagang Bunga Rampai Kritik Sastra. Jakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra. Katalog dalam Terbitan 899.210 9
  8. Sukatendel, Atien; dkk. (2023). Kumpulan Tulisan Kado Untuk Indonesia. Medan: Swarnadwipa. ISBN 978-623-86866-2-9
  9. Wk, Susy; dkk. (2024). Khotbah Puisi Sastra Kidung Semilir: Kumpulan Puisi. Sukoharjo: Oase Pustaka. ISBN 978-623-37870-6-2


Read or create/edit this page in another language[sunting]