Dzulqarnain Muhammad Sunusi

Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi al-Makassari lahir di Kota Makassar pada tanggal 12 Agustus 1976, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ia adalah seorang pendakwah dan hafiz Al-Qur'an dengan metode qira'at Hafsh 'an 'Ashim yang riwayatnya sampai kepada Rasulullah dengan cara Asy Syathibiyyah and Thayyibah An-Nasyr.^[1]

Dzulqarnain merupakan salah satu pendiri dan pengurus Pondok Pesantren As-Sunnah Makassar, penulis buku-buku Islam, serta aktif berdakwah di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.^[2]

Kehidupan[sunting]

Dzulqarnain lahir dan mengenal dakwah Ahlus Sunnah Wal Jamaah sejak remaja di Ujungpandang, kemudian menimba ilmu bahasa Arab dan agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Ihya'us Sunnah, Degolan, Yogyakarta. Sekitar tahun 1995.^[2]

Tahun 1995 Dzulqarnain Muhammad Sanusi lanjut mempelajari berbagai bidang ilmu syari’at kepada Syekh Muqbil bin Hadi al-Wadi’iy di Ma’had Darul Hadis, Yaman, hingga pertengahan 1999 seraya menghafal Al Qur’an 30 juz di sana. Kemudian pada 2004, Dzulqarnain Muhammad Sanusi talaqqi kepada sejumlah ulama besar Arab Saudi, diantaranya Syekh Shalih al-Fauzan, Syekh Ahmad bin Yahya an-Najmy, Syekh Abdullah ibn ‘Abd al-‘Aziz al-‘Aqil, Syekh Abdullah al-Ghudayyan, Syekh ‘Abd Muh}sin al-Abbad, Syekh Rabi’ ibn Hadi al-Madkhaly, Syekh Zaid ibn Muhammad al-Madkhaly, Syekh ‘Ubaid al-Jabiri, Syekh ‘Abd al-Karim al-Khudhair.^[3]

Selain mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak dua kali dari hafalan dengan membaca riwayat Hafs dari ‘Asim melalui jalan al-Syatibiyyah dan Tayyibah al-Nasyr dari dua ahli Qira’ah, di Saudi. Ia juga lebih memperdalam berbagai cabang ilmu agama kepada ulama-ulama tersebut dan mengambil sanad-sanad periwayatan buku-buku salaf. Beliau juga sempat menghadiri beberapa majelis Syekh ‘Abd al-‘Aziz ibn Baz dan Syekh Muhammad ibn Shalih al-‘Usaimin pada musim haji 1998.^[4]

Aktivitas[sunting]

Saat ini kebanyakan aktivitas Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi adalah mengajar di ma’had al-sunnah Makassar, berbagai daerah di Indonesia, dan beberapa tempat di luar negeri, ia juga aktif menulis buku dan artikel serta menjawab pertanyaan di berbagai media, radio dan beberapa website.^[3]^[5]

Kontroversi[sunting]

Dzulqarnain pernah silang pendapat dengan Firanda Andirja terkait Rodja TV dan beberapa afiliasinya, namun demikian Firanda Andirja langsung melakukan klarifikasi di halaman resminya.^[6]

Referensi[sunting]

This article "Dzulqarnain Muhammad Sunusi" is from Wikipedia. The list of its authors can be seen in its historical and/or the page Edithistory:Dzulqarnain Muhammad Sunusi. Articles copied from Draft Namespace on Wikipedia could be seen on the Draft Namespace of Wikipedia and not main one.